KELAS SOSIAL
Kelas adalah istilah yang kompleks, dalam penggunaannya pada akhir abad ke-18, dan digunakan dalam berbagai cara yang berbeda. Di dalam konteks kita, kelas-kelas adalah suatu kelompok sosial yang memiliki sedikit perbedaan pada periode histori tertentu, seperti yang terdapat dalam masyarakat Inggris. Kelas sosial dapat dibedakan (menurut kelas mereka sendiri) dibedakan dengan ketidaksamaan kualitas seperti kekuatan, kewibawaan, kekayaan, pekerjaan dan kondisi hidup, gaya hidup, keterbatasan hidup, pendidikan, agama, dan budaya.
Diawal abad ke-19 label untuk “kelas pekerja” dan “kelas menengah” telah biasa digunakan. Pada silsilah aristokrat kuno, diperkuat dengan adanya golongan baru yang memiliki kesuksesan dalam perdagangan, industri, dan professional, pekerjaan dimasukkan dalam “kelas atas”(ini dibentuk dengan sadar oleh sebagian besar sekolah dan universitas umum) dan dengan kuat dipelihara melalui proses politik. Tidak hanya suara kelaas pekerja tetapi juga kelas menengah yang suaranya dikesampingkan/diabaikan dalam proses politik. Semakin kuatnya kelas menengah, bagaimanapun, telah memperbaiki situasi ini : Undang-undang Reform Act 1832 dan abolisi Corn Law tahun 1846 memberitahukan tentang tingkat dimana mereka akan sangat sukses.
Kelas pekerja tidak masuk dalam proses politik, dan menjadi semakin bermusuhan tidak hanya dengan kaum aristokrat tetapi juga dengan kelas menengah. Sebagai akibat dari revolusi industri semakin nyatanya stratifikasi sosial. Kaum kapitalis contohnya, memperkerjakan buruh industri yang merupakan komponen dari kelas pekerja ( setiap kelas memiliki anggota dari berbagai profesi dengan berbagai status dan pendapatan; terdapat kesenjangan yang luas, antara pekerja terlatih dan tidak terlatih ) tetapi para buruh industri dianggap sebagai “kelas bawah”—kadang-kadang mereka dianggap orang-orang yang tenggelam yang hidup dalam kemiskinan. Di pertengahan abadpekerja terlatih telah mendapatkan kekuatan yang memadai untuk mendirikan Trade Unions ( sosialisme menjadi gerakan politik yang penting dan semakin berkembang) yang mereka memanfaatkan untuk memperbaiki statusnya, sedangkan pekerja yang tidak terlatih dan kelas bawah dibawah mereka menyisakan banyak sekali kelemahan untuk dieksploitasi, dan karena itulah mereka dieksploitasi.
Struktur hierarki dasar (ditampilkan disini dengan bentuk yang sangat sederhana) membandingkan “kelas atas” , “kelas menengah”, “kelas pekerja (dengan buruh yang terlatih pada satu sisi yang ekstrim dan pekerja tak terlatih disisi yang lain, kelas bawah yang miskin menyisakan stabilitas yang relative gejolak yang periodic, kadang-kadang kejahatan dan walaupun pandangan kaum Marxist tentang konflik kelas yang tidak dapat dihindarkan, paling tidak sampai pecahnya perang dunia I. Sebuah struktur kelas yang telah dimodifikasi telah eksis/ada sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar