Kamis, 03 Juni 2010

KESEHATAN MENTAL DALAM TINJAUAN HADITS

KESEHATAN MENTAL DALAM TINJAUAN HADITS

Menurut para psikolog, kesehatan mental adalah kematangan seseorang pada tingkat emosional dan sosial untuk melakukan upaya adaptasi dengan dirinya dan alam sekitar, serta kemampuan untuk mengemban tanggungjawab kehidupan dan menghadapi segala problematikanya. Dan inti pembahasan kesehatan mental adalah kemampuan beradaptasi secara personal maupun social sehingga seseorang akan hidup dengan perasaan senang dan bahagia.
Indicator kesehatan mental salah satunya dikemukakan oleh Maslow : indicator seseorang telah meraih kesehatan mental adalah adanya hubungan antara dirinya dengan beberapa nulai, seperti kejujuran seseorang kepada dirinya sendiri dan kepada orang lain, memiliki keberanian utnuk mengungkapkan kebenaran, bertanggungjawab dalam melakukan sesuatu yang dikerjakannya, berani mengakui siapa diri sebenarnya, apa yang ia kehendaki dan apa yang ia sukai, serta mau mengakui hal-hal baik sekalipun tidak berasal dari dirinya, sekaligus mau menerima hal baik tersebut tanpa bermaksud untuk mengadakan pembelaan diri demi merusak hakikat kebenaran yang telah ada.
Indicator lainnya dikemukakan oleh Utsman Labib Faraj:
a. Merasa aman tenteram
b. Bisa menerima diri sendiri, merasa diri bernilai, menyadari akan kemampuan diri, mengakui keterbatasan diri, mau menerima orang lain, mau menerima perbedaan diantara mereka, dan mengakui adanya perbedaan antara dirinya dengan orang lain.
c. Mempu menguasai diri secara proporsional ketika dituntut melakukan hal yang spontan dan memiliki kemampuan untuk memulai sesuatu.
d. Mampu menumbuhkan interaksi aktif dan memuaskan pihak lain
e. Memiliki pandangan yang realistis dalam menjalani kehidupan dan bisa menghadapi berbagai problem dengan wajar sehingga mampu memunculkan solusi terbaik.
f. Memiliki kepribadian yang sempurna. Di antara tanda-tanda seseorang memiliki kepribadian yang sempurna adalah :
• Memiliki kematangan emosional
• Mampu bertahan dan tegar
• Jiwanya merasa bahagia dan tenang
• Produktif
• Mengekspresikan kebebasan berkarya secara seimbang
Dr. Muhammad ‘Audah Muhammad dan Dr.Kamal Ibrahim Mursa menganggap bahwa spirit yang memiliki iman kepada Allah dan aktifitas ibadah kepada-Nya merupakan indicator penting untuk menunjukkan bahwa seseorang telah berhasil meraih kesehatan mental. Indicator-indikatornya dibagi dalam beberapa dimensi yaitu Dimensi spiritual, Dimensi psikologis, Dimensi social, Dimensi biologis.
Konsep Kesehatan Mental dalam Al Qur’an Hadits
Islam tidak mengajarkan cara hidup monastic ( kerahiban) yang menghalangi seseorang untuk melampiaskan kebutuhan biologisnya. Namun islam mengajarkan seseorang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan jasmani dan ruhaninya, serta mengajarkan untuk memilih jalan tengah dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritualnya.
Dalam Al Qur’an, manusia yang berkepribadian seimbang adalah orang-orang yang memiliki an-nafsul muthma’innah, yakni orang yang fisiknya sehat dan kuat, mampu memenuhi kebutuhan primernya dengan cara yang halal, dan memenuhi kebutuhan spiritualnya dengan cara berpegang teguh pada akidah tauhid, mendekathan diri kepada Allah Ta’ala dengan menjalankan ibadah dan beramal shalih, serta menjauhi perbuatan-perbuatan buruk dan hal-hal yang mendatangkan murka Allah Ta’ala. Manusia yang berkepribadian seimbang adalah orang yang berperilaku stabil. Semua ucapan dan perbuatannya senantiasa sesuai dengan ajaran yang ditetapkan oleh Allah Ta’ala di dalam Al Qur’an dan aturan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW di dalam sunnahnya yang mulia.
Tiga metode islam dalam merealisasikan kesehatan mental :
a. Berkonsentrasi untuk menguatkan dimensi spiritual dalam diri manusia dengan cara beriman kepada Allah, bertakwa kepada-Nya, dan menjalankan berbagai ritual ibadah.
b. Berkonsentrasi untuk mengendalikan dimensi material dalam diri manusia. Caranya dengan mengendalikan berbagai motivasi dan emosi, serta mengalahkan dorongan nafsu dan syahwat.
c. Berkonsentrasi pada pengajaran yang meliputi semua aspek dan tradisi untuk kematangan emosi dan social. Pada akhirnya, akan tumbuh kepribadian utama yang mampu bertanggungjawab dalam menjalani kehidupan, bisa melaksanakan perannya di masyarakat, bisa tampil sebagai makhluk yang ikut memakmurkan dunia, sehingga bisa hidup normal dan memiliki kesehatan mental yang mantap.

Berikut ini beberapa metode pendidikan yang ditempuh Islam untuk merealisasikan kesehatan mental pada diri seseorang:
1. Metode penguatan dimensi spiritual :
a. Beriman, bertauhid, dan beribadah kepada Allah.
(QS 6:82)
          
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.

(QS 13:28)
            
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.









(QS 16:97)
         •    •      
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan.

b. Takwa
Yang dimaksud dengan takwa adalah menjaga diri dari murka dan adzab Allah Ta’ala dengan cara menjauhi perbuatan maksiat dan senantiasa mematuhi aturan Allah.

c. Praktik ibadah
Menunaikan berbagai macam ibadah, seperti shalat, puasa, zakat dan haji, merupakan upaya mendidik pribadi manusia, membersihkan jiwa, dan mengajarkan banyak sifat terpuji yang mampu membuatnya bertahan dalam menghadapi kenyataan hidup.


2. Metode menguasai dimensi biologis
a. Mengendalikan berbagai motivasi
• Memenuhi dengan cara yang halal dan diijinkan syari’at. Misalnya:
(QS 24:33) Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya...
• Tidak berlebihan dalam memenuhi motivasi

b. Mengendalikan emosi
Mempelajari hal-hal yang penting untuk kesehatan mental
Perilaku mulia yang dianggap sebagai indicator kesehatan mental :
1) Perasaan aman
2) Mandiri
3) Percaya diri
4) Bertanggungjawab
5) Berani mengutarakan pendapat
6) Qanaah, dan ridha menerima Qadha dan Qadar
7) Sabar
8) Menuntaskan pekerjaan dengan efektif
9) Menjaga kesehatan tubuh

Beberapa indikator kesehatan mental dalam tinjauan Al Qur’an dan Hadits adalah :
1. Hubungannya dengan Tuhan
Iman kepada Allah Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya, iman kepada kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, para malaikat-Nya, hari kiamat, hisab, serta qadha’ dan qadar. Mendekatkan diri kepada Allah melalui berbagai macam ibadah,dan ketaatan, ikhlas dalam bertakwa, mengikuti segenap perintah Allah dan wasiat Rasulullah SAW. Menjauhi berbagai keburukan dan kemaksiatan, serta menghindari semua larangan Allah dan Rasulullah SAW.
2. Hubungannya dengan diri sendiri
Mengenali diri sendiri, mengetahui berbagai kebutuhan, motivasi dan keinginannya, mampu menguasai perasaan dan emosi yang berada dalam dirinya, memiliki tanggung jawab dan mandiri dalam menghadapi kenyataan hidup, berperilaku lurus, mengutarakan ide-idenya dengan benar dan jujur, berakhlak mulia, mengerjakan tugasnya dengan amanah, ikhlas, professional dan tuntas.

3. Hubungannya dengan orang lain
Menjalin hubungan baik dengan orang lain, menjalin interaksi social dengan baik. Hubungannya baik dengan keluarganya, mencintai orang tua, menghormati dan mengasihinya. Sayang terhadap anak-anaknya. Dan menjalin hubungan baik dengan tetangganya.

4. Hubungannya dengan alam
Mengetahui dengan benar posisinya di alam. Mengenali misi utamanya dalam kehidupan yaitu sebagai khalifah Allah Ta’ala di muka bumi. Memberikan cinta kepada semua makhluk Allah baik kepada sesama manusia, kepada hewan, maupun tumbuhan.

Tidak ada komentar: